Rabu, 02 Maret 2016

CARA MENCANGKOK TANAMAN JAMBU BIJI



MAKALAH PLH
MENCANGKOK TANAMAN JAMBU BIJI
Di susun oleh :


Description: D:\Images & photos\Images\images_26.jpeg
 






Nama :   Tias. Astriyani
 Tita. Solihah
                                Kelas :     X-PM1












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang………………………………………………………………..1
B.    Rumusan Masalah ………………………………………………………….2
C.    Tujuan ……………………………………………………………………………2
BAB 2 PEMBAHASAN
1.    Pembiakan Tanaman ………………………………………………………..
2.    Pengertian Jambu Biji ………………………………………………………
3.    Klasifikasi Jambu Biji ………………………………………………………….
4.    Morfologi Jambu Biji …………………………………………………………
5.    Tahapan Pencangkokan …………………………………………………..
6.    Keuntungan dan Kerugian mencangkok ……………………………
7.    Waktu Pencangkokan ……………………………………………………….
8.    Media Dalam Mencangkok ………………………………………………
9.    Teknik Mencangkok ………………………………………………………….
BAB 3 METODOLOGI
1.    Waktu dan Tempat …………………………………………………………..
2.    Bahan dan Alat …………………………………………………………………
3.    Cara Kerja …………………………………………………………………………..
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
1.    Kesimpulan …………………………………………………………………………
2.    Saran ………………………………………………………………………………….










KATA PENGANTAR

       Alhamdulillahirabbil`alamin segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan limpahan karunianya kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini.
      Perkembangan teknologi-teknologi pertanian dewasa ini ditunjukkan dalam praktek yang dilakukan para petani untuk mencangkok yang dilakukan oleh petani.
      Selain itu, secara garis besar tugas ini juga membahas tentang aspek ekonomi bagi pelaku usaha tani. Kami akan memaparkan secara rinci cara-cara mencangkok tanaman , pemeliharaan sampai dengan panen dan pengolahan hasil.

















BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Tanaman merupakan salah satu organisme yang mampu melakukan pembiakan guna  mempertahankan diri dan memperbanyak diri. Tanaman dapat melakukan pembiakan dengan cara vegetatif (tanpa perkawinan) dan dapat melakukannya derngan cara generatif yaitu melalui perkawinan. Pembiakan pada tanaman pada umumnya dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan manusia (terutama untuk tanaman-tanaman yang dibudidayakan dan diambil nilai ekonomi dan artistiknya). Pada pembiakan dengan cara vegetatif biasanya dan sebagian besar dilakukan oleh manusia agar diperoleh anakan yang sesuai dengan harapan.
Tanaman untuk memperbanyak jenisnya harus melakukan perkembangbiakan agar terjadi perbanyakan atau agar tidak terjadi kepunahan. Perkembangbiakan pada tanaman yang dibantu oleh manusia bisa disebut pembiakan tanaman. Salah pembiakan tanaman adalah pembiakan dengan mencangkok yang biasa disebut airlayerage atau disebut juga bumbun. Mencangkok merupakan salah satu upaya pembiakan tanaman dalam pertanian. Pembiakan tanaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara vegetatif dan generatif.
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang.






B.   Rumusan Masalah
1.     Bagaimana cara pembiakan tanaman ?
2.     Apa yang dimaksud jambu biji ?
3.     Apa saja klasifikasi jambu biji ?
4.     Bagaimana dari morfologi jambu biji ?
5.     Apa saja tahapan-tahapan dari pencangkokan ?
6.     Apa saja keuntungandan kerugian dari mencangkok ?
7.     Kapan waktu yang tepat untuk pencangkokan ?
8.     Apa saja media untuk mencangkok ?
9.     Apa saja teknik-teknik dari mencangkok ?
10 Bagaimana cara mencangkok yang benar ?

C.   Tujuan
1.     Untuk mengetahui bagaimana cara pembiakan tanaman
2.     Untuk mengatahui yang dimaksud dari jambu biji
3.     Untuk mengetahui klasifikasi jambu biji
4.     Untuk mengetahui morfologi jambu biji
5.     Utnuk mengetahui tahapan-tahapan dari pencangkokan
6.     Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari mencangkok
7.     Untuk mengetahui kapan pencangkokan yang baik.
8.     Untuk mengetahui media apa untuk mencangkok .
9.     Untuk mengetahui teknik –tekniki dari mencangkok
10.           Untuk mengetahui cara mencangkok yang benar











BAB 2
PEMBAHASAN
1.     Pembiakan Tanaman
Tanaman dapat diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif, yang membedakan keduanya adalah bahan yang digunakan dalam perbanyakanya. Perbanyakan tumbuhan dengan cara generatif menggunakan biji sebagai bahan media tanam. Sedangkan perbanyakn tumbuhan dengan cara vegetatif menggunakan bahan tanam selain biji, dapat berupa cabang, batang, akar dan daun. Pemilihan dua cara tersebut tergantung pada beberapa hal, diantaranya: tersedianya bahan tanam, sifat tanaman, ketersediaan tenaga terampil, alat, atau srana serta tujuannya (Salisbury & Cleon, 1995).
Kegiatan pengembangan buah-buahan perlu didukung oleh tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup. Tetapi penanganan perbanyakan tanaman sering diabaikan oleh petani tradisional, padahal perbanyakan tanaman yang tepat akan menguntungkan udaha tani (Sulastri, 2004).
Tanaman yang sering dicangkok adalah tanaman yang berkayu, hal ini dimaksudkan pada tanaman bekayu tanaman mudah untuk dicangkok. Adapula tanaman berkayu yang sulit dicangkok semisal cemara atau tanaman berdaun jarum. Tanaman tak berkayu pun dapat pula dicangkok tentu saja dengan cara yang berbeda, sebagai contoh tanaman pepaya dan salak (Wudianto, 1997).
Dalam mencangkok umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus cangkokkan biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis maka sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar (Kusumo, 2001).





2.     Jambu Biji (Psidium guajava)
Tanaman buah jambu (Psidium guajava) merupakan salah satu tanaman tropis. Tanaman ini dikenal dengan sebutan jambu biji. Tanaman ini sudah digunakan sejak lama untuk pengobatan tradisional terutama daun, kulit, dan buahnya. Tanaman ini berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah.
Synonym: Guajava pyrifera (L.) Kuntze, Myrtus guajava var. pyrifera (L.)  Kuntze, Myrtus guajava (L.) Kuntze, Psidium aromaticum, Psidium cujavillus Burm. f., Psidium guajava var. cujavillum (Burman) Krug and Urb., Psidium guajava var. guajava, Psidium guava Griseb., Psidium guayava Raddi, Psidium igatemyensis Barb. Rodr., Psidium pomiferum L., Psidium pumilum var. guadalupense, Psidium pumilum Vahl, Psidium pyriferum L.


3.      Klasifikasi Jambu Biji
Menurut Tjitrosoepomo (1985), klasifikasi jambu biji adalah sebagai berikut :
Kingdom                   : Plantae
Subkingdom                        : Tracheobionta
Superdivision          : Spermatophyta                           
Division        
            : Magnoliophyta
Class              
            : Magnoliopsida
Subclass                    : Rosidae
Order            
            : Myrtales
Family                        :
Myrtaceae
Genus                                    : Psidium L.
Species         
            : P. Guajava L.


4.     Morfologi Jambu Biji
Tanaman perdu atau pohon kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter. Batang berkayu, bulat, kulit terkelupas dalam potongan, licin, bercabang, berwarna cokelat kehijauan. Ruas tangkai teratas segiempat tajam. Percabangan batang termasuk percabangan simpodial, yaitu batang pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibanding dengan cabangnya. Arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus). Termasuk tumbuhan bienial, yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, dari tumbuh sampai berbuah memerlukan waktu kurang lebih 2 tahun (Tjitrosoepomo, 1985).
Daun tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang-cabang mendatar seolah-olah tersusun dalam dua baris pada satu bidang. Bertangkai pendek 3 mm sampai 7 mm. Bangun daun bulat telur agak menjorong , pangkal membulat, tepi daun rata (integer), ujung daun runcing (acutus), panjang 6-14 cm dengan lebar 3-6 cm. Permukaan daun berkerut (rugosus). Warna daun muda berbulu abu-abu setelah tua berwarna hijau tua. Pertulangan daun menyirip (penninervis) dan berwarna hijau kekuningan. Secara mikroskopis daun tunggal , bertangkai   pendek, pendek tangkai daun 0,5 cm sampai 1 cm; helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau bulat memanjang, panjang 5 cm sampai 13 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm; pinggir daun rata agak menggulung ke atas; permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu; kelenjar minyak tampak sebagai bintik-bintik berwarna gelap dan bila daun direndam tampak sebagai bintik-bintik yang tembus cahaya; ibu tulang daun dan cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip, warna putih kehijauan (Tjitrosoepomo, 1985).
Sistem akar dari tanaman ini adalah akar tunggang (radix primaria), akar lembaga tumbuh terus-menerus menjadi akar pohon yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Psidium guajava memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak (Tjitrosoepomo, 1985).
Bunga tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri 1 sampai 3 bunga. Panjang gagang perbungaan 2 cm sampai 4 cm. Bunga banci dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih, segera rontok. Benang sari pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna seperti mentega. Tabung kelopak berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm. pinggiran tidak rontok (1 cm panjangnya). Tabung kelopak tidak atau sedikit sekali diperpanjang di atas bakal buah, tepi kelopak sebelum mekar berlekatan menjadi bentuk cawan, kemudian membelah menjadi 2-5 taju yang tidak sama, bulat telur, warna hijau kekuningan. Bakal buah tenggelam, dengan 1-8 bakal biji tiap ruang (Tjitrosoepomo, 1985).


5.     Tahapan Pencangkokan
a.      Memilih Cabang Cangkokan
Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus dan warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Hal tersebut karena dengan cabang yang kecil akan didapatkan tanaman dengan jumlah banyak dan tanaman tidak memerlukan akar yang banyak sehingga mempercepat proses pencakokan.
b.     Menyayat Kulit Batang
Penyayatan mempengarui produksi akar, sehingga bentuk dan besarnya sayatan disesuaikan dengan diameter batang yang akan dicangkok. Sayatan dilakukan dengan memutar dan setelah disayat pengelupasan kulit tersebut menggunakan bagian tengah dari tang.  Sehingga dengan sekali putaran kulitnya akan terkelupas.
c.       Pembersihan Kambium
Kambium terdapat antara jaringan xylem dan floem yang akan nampak jika kulit telah tersayat.  Kambium ini hanya terdapat pada tanaman dikotil. Hasil kerja kambium adalah bertambahnya lingkaran batang berkayu. Kambium biasanya berbentuk lendir dan Kambium ini perlu dihilangkan karena akan mengganggu proses pembentukan akar cangkokan.
Setelah di kelupas menggunakan tang, sisa cambium dihilangkan dengan cara dikerik dengan menggunakan pisau okulasi. Yang perlu diperhatikan dalam pengerikan adalah secara perlahan agar jaringan xylem tidak rusak. Karena kerusakan pada xylem akan mengganggu transfer nutrisi tanaman yang dicangkok.
d.     Pengeringan
Waktu pengeringan sangat bergantung dengan jenis tanaman karena pada berbagai tanaman yang bergetah, memerlukan waktu yang lebih lama karena getah yang terbungkus media cangkok akan menjadi tempat bakteri. Lama waktu diantaranya 2-4 hari dan 2-3 minggu.
e.     Pembungkus Sayatan
Membungkus sayatan sangat tergantung dengan media yang dipakai. Pada beberapa media yang rapuh seperti tanah maka yang perlu dilakukan adalah mengikat pembungkus terlebih dahulu yaitu bagian bawahnya dan memasukkan media yang agak basah, dirapikan dan diikat bagian atasnya.  Namun pada teknik mencangkok menggunakan plastic clingwrap pembungkusan media tidak memerlukan tali karena plastic ini mempunyai daya rekat.

6.     Keuntungan dan kerugian mencangkok
Ø Keuntungan Dari Mencangkok
Ada beberapa keuntungan dari mencangkok, diantaranya adalah :
a)     Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji
b)    Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Tingkat keberhasilannya lebih tinggi
c)     Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.

Ø Kerugian Dari Mencangkok
Kekurangan/kerugian mencangkok diantaranya adalah :
a)     Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
b)    Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar
tunggang.
c)     Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang
dipotong.
d)    Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang  saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.



7.     Waktu pencangkokan
       Kebanyakan orang mencangkok dilakukan pada musim penghujan agar menghemat penyiraman dan menghindari stress tanaman karena kering. Padahal musim hujan maupun musim kemarau sebenarnya bukanlah masalah. Kedua musim itu dapat digunakan untuk mencangkok, walaupun keduanya ada kelebihan dan kekurangannya.
        Bila kita mencangkoknya pada awal musim hujan, dalam musim itu juga cangkokan telah jadi dan dapat ditanam. Bila menangkok pada musim kemarau, memang kita harus rajin menyiraminya agar kelembaban media tetap terjaga. Tetapi lazimnya cangkokan pada musim kemarau lebih cepat jadi, karena pada saat ini pertumbuhan akar sedang aktif.




8.     Media dalam mencangkok
        Media cangkok yang digunakan adalah media yang mudah didapatkan sekaligus mudah menumbuhkan akar. Beberapa bahan yang lazim digunakan adalah : Cacahan memanjang sabut kelapa, cocopeat (serbuk sabut kelapa), lumut yang sebelumnya dikeringkan, kompos daun bambu, kompos dedaunan, campuran tanah liat dan pupuk kandang, dan berbagai macam bahan lainnya. Pada prinsipnya, media cangkok tersebut harus empuk/gembur agar menjadi media tumbuh akar yang optimal serta mampu menyimpan air dan menjaga kelembaban media dalam jangka waktu yang lama untuk meminimalkan penyiraman.

9.     Teknik Mencangkok
        Teknik mencangkok secara prinsip adalah, melukai dan atau membuka, membuat celah pada bagian kulit sampai dengan  kambium dibawahnya.  Sehingga pada saat terjadi regenerasi pelukaan pada bagian tersebut, terbentuk potensi perakaran.
Dari prinsip tersebut, secara praktis dikembangkan teknik-teknik mencangkok, diantaranya adalah sebagai berikut :
a)     Teknik mencangkok dengan serabut kelapa
Teknik mencangkok ini telah populer dikembangkan, yaitu dengan menggunakan media humus dan tanah, menggunakan sabut kelapa sebagai penutup media, dan menggunakan tali sebagai pengikatnya.
b)    Teknik mencangkok dengan plastik
Teknik ini adalah teknik yang biasa dikerjakan pada akhir-akhir ini, yaitu dengan menggunakan media humus, menggunakan kantong plastik sebagai penutup, dan menggunakan tali sebagai pengikatnya.
c)     Teknik mencangkok dengan plastik ClingWrap
Teknik ini merupakan teknik modifikasi yang menggunakan media moss, dengan penutup media plastik cling wrap (biasa digunakan sebagai pembungkus buah/sayuran segar), tanpa mempergunakan tali sebagai pengingat, karena plastik tersebut dengan ketipisannya mampu mempunyai daya kohesi yang kuat sehingga mampu untuk melekat, tanpa lem.  Dan ditinjau dari segi sosial, teknik mencangkok model ini, dapat menarik minat karena praktis, tidak memerlukan banyak jenis alat, tampak rapi dan relatif bersih.



BAB 3 METODOLOGI
A.    Waktu dan Tempat
            Praktikum Dasar Produksi Tanaman dengan cara Mencangkok (Air  Layerage) ini berlangsung pada hari Selasa, tanggal 20 Januari 2016 pukul 10.00 WIB bertempat di Desa Ciroyom
B.    Bahan dan alat
1.     Bahan
a.     Tanaman jambu biji
b.     Pupuk
c.      Tanah
2.     Alat
a.     Tali raffia
b.     Kresek
c.      Pisau

C.     CARA KERJA
a.     Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan.
b.     Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
c.      Menyayat / menghilangkan kulit dan kambium pada batang atau cabang tersebut sepanjang ± 10 cm.
d.     Memberi media pada bagian yang luka secukupnya dengan pupuk kandang dan kompos, kemudian ditutup dengan serabut kelapa dan plastik.
e.     Menjaga kelembaban media dengan cara menyiram air.









































BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
1.     Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan maka kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu :
        1.            Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan cara merangsang timbulnya perakaran pada cabang pohon sehingga dapat ditanam sebagai tanaman baru mencangkok merupakan salah satu upaya pembiakan tanaman.
        2.                 Penutup yang digunakan dalam pencangkokkan ini juga berpengaruh pada tumbuhnya akar pada cangkokkan. Penutup yang berasal dari plastik ini cukup efektif dalam menahan air agar tidak mudah lolos saat dilakukan penyiraman pada pencangkokan sehingga mudah merangsang akar untuk tumbuh.
        3.                  Perlakuan dengan mengurangi daun berpengaruh terhadap keberhasilan tanaman karena jika daun tidak dikurangi maka penguapan tanaman akan tinggi dan kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang optimal sangatlah rendah.
        4.               Pertumbuhan akar cangkokan dapat secara maksimum apabila kondisi media pembungkus, bahan pembungkus sesuai dan mendukung untuk melakukan pertumbuhan.
        5.               Hasil cangkokan yang cukup baik untuk diterapkan dalam proses pencangkokan adalah yang diterapkan pada kelompok dua yang menggunakan media kompos dan pupuk kandang dengan penutup plastic hitam.
        6.               Kegagalan dalam pencangkokan disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah kurang bersihnya dalam pembersihan cambium pada batang akan dicangkok, alat penyayatan kuarng steril serta tidak adanya perawatan seperti penyiraman pada cangkokan.
2.     Saran
Saya berharap bapak/ibu guru /pembaca memberikan kritik dan saran nya kepada saya atas makalah tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar