MAKALAH PLH
“MENCANGKOK TANAMAN JAMBU BIJI “
Di susun oleh :
![]() |
Nama : Tias. Astriyani
Tita. Solihah
Kelas : X-PM1
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………………iii
BAB
1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang………………………………………………………………..1
B.
Rumusan Masalah
………………………………………………………….2
C.
Tujuan
……………………………………………………………………………2
BAB
2 PEMBAHASAN
1.
Pembiakan Tanaman
………………………………………………………..
2.
Pengertian Jambu
Biji ………………………………………………………
3.
Klasifikasi Jambu
Biji ………………………………………………………….
4.
Morfologi Jambu
Biji …………………………………………………………
5.
Tahapan
Pencangkokan …………………………………………………..
6.
Keuntungan dan Kerugian
mencangkok ……………………………
7.
Waktu
Pencangkokan ……………………………………………………….
8.
Media Dalam
Mencangkok ………………………………………………
9.
Teknik Mencangkok
………………………………………………………….
BAB
3 METODOLOGI
1.
Waktu dan Tempat …………………………………………………………..
2.
Bahan dan Alat …………………………………………………………………
3.
Cara Kerja …………………………………………………………………………..
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
…………………………………………………………………………
2.
Saran ………………………………………………………………………………….
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil`alamin
segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan limpahan karunianya kepada
saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Perkembangan teknologi-teknologi
pertanian dewasa ini ditunjukkan dalam praktek yang dilakukan para petani untuk
mencangkok yang dilakukan oleh petani.
Selain itu, secara garis besar tugas ini
juga membahas tentang aspek ekonomi bagi pelaku usaha tani. Kami akan
memaparkan secara rinci cara-cara mencangkok tanaman , pemeliharaan sampai
dengan panen dan pengolahan hasil.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanaman
merupakan salah satu organisme yang mampu melakukan pembiakan guna mempertahankan diri dan memperbanyak diri.
Tanaman dapat melakukan pembiakan dengan cara vegetatif (tanpa perkawinan) dan
dapat melakukannya derngan cara generatif yaitu melalui perkawinan. Pembiakan
pada tanaman pada umumnya dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan
manusia (terutama untuk tanaman-tanaman yang dibudidayakan dan diambil nilai
ekonomi dan artistiknya). Pada pembiakan dengan cara vegetatif biasanya dan
sebagian besar dilakukan oleh manusia agar diperoleh anakan yang sesuai dengan
harapan.
Tanaman untuk
memperbanyak jenisnya harus melakukan perkembangbiakan agar terjadi perbanyakan
atau agar tidak terjadi kepunahan. Perkembangbiakan pada tanaman yang dibantu
oleh manusia bisa disebut pembiakan tanaman. Salah pembiakan tanaman adalah
pembiakan dengan mencangkok yang biasa disebut airlayerage atau disebut juga
bumbun. Mencangkok merupakan salah satu upaya pembiakan tanaman dalam
pertanian. Pembiakan tanaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara vegetatif
dan generatif.
Mencangkok
merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat
menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit
sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok.
Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat
dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering,
Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media
tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut
kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem
perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
cara pembiakan tanaman ?
2.
Apa
yang dimaksud jambu biji ?
3.
Apa
saja klasifikasi jambu biji ?
4.
Bagaimana
dari morfologi jambu biji ?
5.
Apa
saja tahapan-tahapan dari pencangkokan ?
6.
Apa
saja keuntungandan kerugian dari mencangkok ?
7.
Kapan
waktu yang tepat untuk pencangkokan ?
8.
Apa
saja media untuk mencangkok ?
9.
Apa
saja teknik-teknik dari mencangkok ?
10 Bagaimana cara mencangkok yang benar ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana cara pembiakan tanaman
2.
Untuk
mengatahui yang dimaksud dari jambu biji
3.
Untuk
mengetahui klasifikasi jambu biji
4.
Untuk
mengetahui morfologi jambu biji
5.
Utnuk
mengetahui tahapan-tahapan dari pencangkokan
6.
Untuk
mengetahui keuntungan dan kerugian dari mencangkok
7.
Untuk
mengetahui kapan pencangkokan yang baik.
8.
Untuk
mengetahui media apa untuk mencangkok .
9.
Untuk
mengetahui teknik –tekniki dari mencangkok
10.
Untuk
mengetahui cara mencangkok yang benar
BAB 2
PEMBAHASAN
1.
Pembiakan
Tanaman
Tanaman dapat
diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif, yang membedakan keduanya
adalah bahan yang digunakan dalam perbanyakanya. Perbanyakan tumbuhan dengan
cara generatif menggunakan biji sebagai bahan media tanam. Sedangkan perbanyakn
tumbuhan dengan cara vegetatif menggunakan bahan tanam selain biji, dapat
berupa cabang, batang, akar dan daun. Pemilihan dua cara tersebut tergantung
pada beberapa hal, diantaranya: tersedianya bahan tanam, sifat tanaman,
ketersediaan tenaga terampil, alat, atau srana serta tujuannya (Salisbury &
Cleon, 1995).
Kegiatan pengembangan buah-buahan perlu
didukung oleh tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup.
Tetapi penanganan perbanyakan tanaman sering diabaikan oleh petani tradisional,
padahal perbanyakan tanaman yang tepat akan menguntungkan udaha tani (Sulastri,
2004).
Tanaman yang
sering dicangkok adalah tanaman yang berkayu, hal ini dimaksudkan pada tanaman
bekayu tanaman mudah untuk dicangkok. Adapula tanaman berkayu yang sulit
dicangkok semisal cemara atau tanaman berdaun jarum. Tanaman tak berkayu pun
dapat pula dicangkok tentu saja dengan cara yang berbeda, sebagai contoh
tanaman pepaya dan salak (Wudianto, 1997).
Dalam
mencangkok umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun
terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk
pembungkus cangkokkan biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni untuk
membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya cangkokkan dapat berhasil
dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis maka sabut kelapa
atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat diganti
dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai
sifat selain anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi,
sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram
air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan Rootone F
yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar (Kusumo, 2001).
2.
Jambu
Biji (Psidium guajava)
Tanaman buah jambu
(Psidium guajava) merupakan salah
satu tanaman tropis. Tanaman ini dikenal dengan sebutan jambu biji. Tanaman ini
sudah digunakan sejak lama untuk pengobatan tradisional terutama daun, kulit,
dan buahnya. Tanaman ini
berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah.
Synonym: Guajava
pyrifera (L.) Kuntze, Myrtus guajava var. pyrifera (L.) Kuntze, Myrtus guajava
(L.) Kuntze, Psidium aromaticum, Psidium cujavillus Burm. f., Psidium
guajava var. cujavillum (Burman) Krug and Urb., Psidium guajava
var. guajava, Psidium guava Griseb., Psidium guayava
Raddi, Psidium igatemyensis Barb. Rodr., Psidium pomiferum L., Psidium
pumilum var. guadalupense, Psidium pumilum Vahl, Psidium
pyriferum L.
3.
Klasifikasi
Jambu Biji
Menurut Tjitrosoepomo (1985), klasifikasi jambu biji adalah
sebagai berikut :
4.
Morfologi Jambu Biji
Tanaman perdu atau pohon
kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter. Batang berkayu, bulat,
kulit terkelupas dalam potongan, licin, bercabang, berwarna cokelat kehijauan.
Ruas tangkai teratas segiempat tajam. Percabangan batang termasuk percabangan simpodial,
yaitu batang pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya
mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat
pertumbuhannya dibanding dengan cabangnya. Arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus). Termasuk tumbuhan
bienial, yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, dari tumbuh sampai berbuah
memerlukan waktu kurang lebih 2 tahun (Tjitrosoepomo, 1985).
Daun tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang-cabang mendatar
seolah-olah tersusun dalam dua baris pada satu bidang. Bertangkai pendek 3 mm
sampai 7 mm. Bangun daun bulat telur agak menjorong , pangkal membulat, tepi
daun rata (integer), ujung daun
runcing (acutus), panjang 6-14 cm
dengan lebar 3-6 cm. Permukaan daun berkerut (rugosus). Warna daun muda berbulu abu-abu setelah tua berwarna
hijau tua. Pertulangan daun menyirip (penninervis)
dan berwarna hijau kekuningan. Secara mikroskopis daun tunggal ,
bertangkai pendek, pendek tangkai daun
0,5 cm sampai 1 cm; helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau bulat memanjang,
panjang 5 cm sampai 13 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm; pinggir daun rata agak
menggulung ke atas; permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu; kelenjar
minyak tampak sebagai bintik-bintik berwarna gelap dan bila daun direndam
tampak sebagai bintik-bintik yang tembus cahaya; ibu tulang daun dan cabang menonjol pada
permukaan bawah, bertulang menyirip, warna putih kehijauan (Tjitrosoepomo, 1985).
Sistem akar dari
tanaman ini adalah akar tunggang (radix
primaria), akar lembaga tumbuh terus-menerus menjadi akar pohon yang
bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Psidium guajava memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu berbentuk kerucut
panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah
perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang
lebih banyak (Tjitrosoepomo,
1985).
Bunga tunggal
terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri 1 sampai 3 bunga.
Panjang gagang perbungaan 2 cm sampai 4 cm. Bunga banci dengan hiasan bunga
yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga,
aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang
1,5-2 cm, putih, segera rontok. Benang sari pada tonjolan dasar bunga yang
berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna seperti
mentega. Tabung kelopak berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm.
pinggiran tidak rontok (1 cm panjangnya). Tabung kelopak tidak atau sedikit
sekali diperpanjang di atas bakal buah, tepi kelopak sebelum mekar berlekatan
menjadi bentuk cawan, kemudian membelah menjadi 2-5 taju yang tidak sama, bulat telur,
warna hijau kekuningan. Bakal buah tenggelam, dengan 1-8 bakal biji tiap ruang (Tjitrosoepomo, 1985).
5.
Tahapan
Pencangkokan
a.
Memilih Cabang Cangkokan
Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus dan
warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan akar
yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih
berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Hal tersebut karena dengan cabang
yang kecil akan didapatkan tanaman dengan jumlah banyak dan tanaman tidak
memerlukan akar yang banyak sehingga mempercepat proses pencakokan.
b.
Menyayat Kulit Batang
Penyayatan mempengarui produksi akar, sehingga bentuk dan besarnya
sayatan disesuaikan dengan diameter batang yang akan dicangkok. Sayatan
dilakukan dengan memutar dan setelah disayat pengelupasan kulit tersebut
menggunakan bagian tengah dari tang.
Sehingga dengan sekali putaran kulitnya akan terkelupas.
c.
Pembersihan Kambium
Kambium terdapat antara jaringan xylem dan floem yang akan nampak jika
kulit telah tersayat. Kambium ini hanya
terdapat pada tanaman dikotil. Hasil kerja kambium adalah bertambahnya
lingkaran batang berkayu. Kambium biasanya berbentuk lendir dan Kambium ini
perlu dihilangkan karena akan mengganggu proses pembentukan akar cangkokan.
Setelah di
kelupas menggunakan tang, sisa cambium dihilangkan dengan cara dikerik dengan menggunakan pisau okulasi. Yang perlu diperhatikan dalam pengerikan adalah secara perlahan agar
jaringan xylem tidak rusak. Karena kerusakan pada xylem akan mengganggu
transfer nutrisi tanaman yang dicangkok.
d.
Pengeringan
Waktu pengeringan sangat bergantung dengan jenis tanaman karena pada
berbagai tanaman yang bergetah, memerlukan waktu yang lebih lama karena getah
yang terbungkus media cangkok akan menjadi tempat bakteri. Lama waktu
diantaranya 2-4 hari dan 2-3 minggu.
e.
Pembungkus Sayatan
Membungkus sayatan sangat tergantung dengan media yang dipakai. Pada
beberapa media yang rapuh seperti tanah maka yang perlu dilakukan adalah
mengikat pembungkus terlebih dahulu yaitu bagian bawahnya dan memasukkan media
yang agak basah, dirapikan dan diikat bagian atasnya. Namun pada teknik mencangkok menggunakan plastic clingwrap
pembungkusan media tidak memerlukan tali karena plastic ini mempunyai daya
rekat.
6.
Keuntungan
dan kerugian mencangkok
Ø Keuntungan Dari Mencangkok
Ada beberapa
keuntungan dari mencangkok, diantaranya adalah :
a)
Tumbuhan hasil
cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji
b)
Tumbuhan yang
dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Tingkat keberhasilannya lebih tinggi
Tingkat keberhasilannya lebih tinggi
c)
Produksi dan
kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.
Ø Kerugian Dari Mencangkok
Kekurangan/kerugian
mencangkok diantaranya adalah :
a)
Pada musim
kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
b)
Tanaman mudah
roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar
tunggang.
tunggang.
c)
Pohon induk
tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang
dipotong.
dipotong.
d)
Dalam satu
pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga
perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.
7.
Waktu
pencangkokan
Kebanyakan orang
mencangkok dilakukan pada musim penghujan agar menghemat penyiraman dan
menghindari stress tanaman karena kering. Padahal musim hujan maupun musim
kemarau sebenarnya bukanlah masalah. Kedua musim itu dapat digunakan untuk
mencangkok, walaupun keduanya ada kelebihan dan kekurangannya.
Bila kita mencangkoknya pada awal musim hujan, dalam musim
itu juga cangkokan telah jadi dan dapat ditanam. Bila menangkok pada musim
kemarau, memang kita harus rajin menyiraminya agar kelembaban media tetap
terjaga. Tetapi lazimnya cangkokan pada musim
kemarau lebih cepat jadi, karena pada saat ini pertumbuhan akar sedang aktif.
8.
Media dalam mencangkok
Media cangkok yang digunakan adalah media yang mudah
didapatkan sekaligus mudah menumbuhkan akar. Beberapa bahan yang lazim
digunakan adalah : Cacahan memanjang sabut kelapa, cocopeat (serbuk sabut
kelapa), lumut yang sebelumnya dikeringkan, kompos daun bambu, kompos dedaunan,
campuran tanah liat dan pupuk kandang, dan berbagai macam bahan lainnya. Pada
prinsipnya, media cangkok tersebut harus empuk/gembur agar menjadi media tumbuh
akar yang optimal serta mampu menyimpan air dan menjaga kelembaban media dalam
jangka waktu yang lama untuk meminimalkan penyiraman.
9.
Teknik
Mencangkok
Teknik mencangkok secara prinsip adalah, melukai dan atau
membuka, membuat celah pada bagian kulit sampai dengan kambium dibawahnya. Sehingga pada saat terjadi regenerasi pelukaan
pada bagian tersebut, terbentuk potensi perakaran.
Dari prinsip tersebut, secara praktis dikembangkan
teknik-teknik mencangkok, diantaranya adalah sebagai berikut :
a)
Teknik mencangkok
dengan serabut kelapa
Teknik mencangkok ini telah populer dikembangkan, yaitu dengan menggunakan media humus dan tanah, menggunakan sabut kelapa sebagai
penutup media, dan menggunakan tali sebagai pengikatnya.
b)
Teknik mencangkok dengan
plastik
Teknik ini adalah teknik yang biasa dikerjakan pada akhir-akhir ini, yaitu dengan menggunakan media humus, menggunakan kantong plastik
sebagai penutup, dan menggunakan tali sebagai pengikatnya.
c)
Teknik mencangkok dengan
plastik ClingWrap
Teknik ini merupakan teknik modifikasi
yang menggunakan media moss, dengan
penutup media plastik cling wrap (biasa digunakan sebagai pembungkus
buah/sayuran segar), tanpa mempergunakan tali sebagai pengingat, karena plastik
tersebut dengan ketipisannya mampu mempunyai daya kohesi yang kuat sehingga
mampu untuk melekat, tanpa lem.
Dan ditinjau dari segi sosial, teknik
mencangkok model ini, dapat menarik minat karena
praktis, tidak memerlukan banyak jenis alat, tampak rapi dan relatif bersih.
BAB 3
METODOLOGI
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum Dasar Produksi Tanaman
dengan cara Mencangkok (Air Layerage)
ini berlangsung pada hari Selasa, tanggal 20 Januari 2016 pukul 10.00 WIB
bertempat di Desa Ciroyom
B. Bahan
dan alat
1.
Bahan
a.
Tanaman
jambu biji
b.
Pupuk
c.
Tanah
2.
Alat
a.
Tali
raffia
b.
Kresek
c.
Pisau
C. CARA
KERJA
a.
Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan.
b.
Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu
tua dan tidak terlalu muda.
c.
Menyayat / menghilangkan kulit dan kambium
pada batang atau cabang tersebut sepanjang ± 10 cm.
d.
Memberi media pada bagian yang luka
secukupnya dengan pupuk kandang dan kompos, kemudian ditutup dengan serabut
kelapa dan plastik.
e.
Menjaga kelembaban media dengan cara menyiram
air.
BAB 4
KESIMPULAN DAN
SARAN
1.
Kesimpulan
Dari hasil
pembahasan yang telah dilakukan maka kesimpulan yang diperoleh dari praktikum
ini yaitu :
1.
Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan
tanaman dengan cara merangsang timbulnya perakaran pada cabang pohon sehingga
dapat ditanam sebagai tanaman baru mencangkok merupakan salah satu upaya
pembiakan tanaman.
2.
Penutup yang digunakan dalam
pencangkokkan ini juga berpengaruh pada tumbuhnya akar pada cangkokkan.
Penutup yang berasal dari plastik ini cukup efektif dalam menahan air agar
tidak mudah lolos saat dilakukan penyiraman pada pencangkokan sehingga mudah
merangsang akar untuk tumbuh.
3.
Perlakuan dengan mengurangi
daun berpengaruh terhadap keberhasilan tanaman karena jika daun tidak dikurangi
maka penguapan tanaman akan tinggi dan kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang
optimal sangatlah rendah.
4.
Pertumbuhan akar cangkokan dapat
secara maksimum apabila kondisi media pembungkus, bahan pembungkus sesuai dan
mendukung untuk melakukan pertumbuhan.
5.
Hasil
cangkokan yang cukup baik untuk diterapkan dalam proses pencangkokan adalah
yang diterapkan pada kelompok dua yang menggunakan media kompos dan pupuk
kandang dengan penutup plastic hitam.
6.
Kegagalan
dalam pencangkokan disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah kurang
bersihnya dalam pembersihan cambium pada batang akan dicangkok, alat penyayatan
kuarng steril serta tidak adanya perawatan seperti penyiraman pada cangkokan.
2.
Saran
Saya
berharap bapak/ibu guru /pembaca memberikan kritik dan saran nya kepada saya
atas makalah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar